Apa saat ini kamu juga menikmati hujan, seperti yang aku lakukan?
Apa kamu mengulurkan tanganmu di jendela, menengadahkannya, dan membiarkan air hujan membasahi tanganmu, seperti aku saat ini?
Apa kamu sudah bisa menghitung berapa banyaknya air hujan hari ini, seperti banyaknya rindu untukmu?
Apa kamu tahu, aku mencintaimu?
+++
Rintik hujan membasahi bumi, menemaniku yang sepi. Ku tadahkan tangan untuk menerima rintikan hujan. Ya, aku sangat suka dengan hujan. Bagiku, hujan bukan hanya temanku tapi hujan juga membawa pedih yang selama ini menyergapku. Aku mencoba bertahan atas semua ini, atas semua yang 'membedakan' kita. Aku bertahan sama seperti kamu. Namun apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita bagaikan orang yang berjalan ke arah yang sama tetapi di jalan yang berbeda. Sangat dekat namun takkan bisa menyatu.
Pernahkah kamu mencoba menghitung banyaknya air yang turun dari langit yang orang-orang sebut itu hujan? Sebanyak itulah aku merindukanmu. Aku yakin bahwa kamu juga merindukanku. Tapi, apalagi yang bisa kita perbuat? Rindu saja tak cukup untuk membawa kita bersama. Kita tak mungkin begitu saja menerobos benteng yang tinggi yang saat ini memisahkan kita. Tidak akan pernah mungkin.
"Agni... Ag..." panggil seseorang dan memaksaku bangun dari semua lamunanku. Dialah Ify, kakak sekaligus sahabat buatku.
"Ya, kak." sahutku singkat.
"Dipanggil Ayah di ruang keluarga, cepetan." dengan tergesa-gesa kak Ify berjalan meninggalkan kamarku. Ada apa ini? Mendadak, feelingku terasa tidak enak.
+++
"APA? Agni nggak mau, Yah. Agni cuma cinta Alvin dan Alvin juga cinta Agni. Setelah Alvin pulang dari Jerman pasti Alvin bakal lamar Agni."
"Kamu tidak bisa menolak, nduk. Kamu nggak mungkin sama Alvin anak dari pengusaha brengsek itu. Ayah nggak mau punya besan brengsek kayak dia, kelakuan ayahnya yang brengsek bisa aja diwarisi oleh dia. Ayah nggak mau kamu disakitin Alvin."
"Tap, tapi Yah..."
"Nggak ada tapi-tapian, kamu dan Nak Cakka bakal menikah 2 minggu lagi."
"Ayah kenapa tega banget sama Agni? Kenapa Ayah nggak pernah ngertiin Agni? Agni cuma cinta Alvin, Yah." isakku. Aku meraih ponselku, ku kirim sebuah pesan kepada seseorang.
Alv, kamu lagi apa? Nggak lupa makan kan? Kamu kapan pulang? Miss you...
send.
Tak lama kemudian ku rasakan HPku bergetar. Kulihat Alvin menelponku. Akupun segera mengangkatnya.
"..."
"Iya. Kamu baik-baik yah disana, jangan jelalatan godain cewek bule."
"..."
"Dih, ngapain cemburu? Kalo kamu berani jelalatan tinggal lemparin ke sungai nil."
"..."
"Apa? Kamu bakal pulang 2 mingu lagi?"
"..."
"Gapapa. I love you, Alv. Love you so much." lelehan airmataku mulai terasa membasahi pipiku.
"..."
"Eng... enggak kok. Aku cuma kangen kamu aja."
"..."
"Iya bener kok,"
"..."
"Iya gapapa, kamu buruan masuk kelas yah, aku nggak mau skripsi kamu kacau gara-gara aku. Love you too"
klik.
Ku hirup nafasku kuat-kuat. Kurasa aku tak sanggup lagi untuk meneruskan semuanya. Aku mencintaimu, Alv. Dan aku yakin kamu juga mencintaiku. Tapi mengapa aku dan kamu sangat sulit untuk menjadi kita? Haruskah aku menyerah pada takdir atau...
+++
"Kamu keliatan tambah cantik Ag, mbak pengen deh di posisi kamu jadi ratu sehari." puji kak Ify. Entah aku harus senang atau sedih saat ini.
"Kalo gitu, mbak aja yah yang nikah sama Cakka." ucapku hambar.
"Ngawur kamu,ntar mas Rio mau dikemanain?"
"Maafin aku, Alv. Aku nggak bisa pertahanin cinta kita."
+++
"Saya terima nikah dan kawinnya Agni Tri Nubuwati dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar dua juta tiga ratus empat puluh ribu dibayar tunai."
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah..."
"Alhamdulillah..."
+++
"Selamat Ag, semoga kamu bakal bahagia dengannya. Ich liebe dich Lady Nuraga," ucap Alvin sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum. Ragu-ragu aku menerima jabatan tangannya dengan berlinang air mata. Aku tak pernah tahu bahwa Alvin akan datang ke rumah.
"Maaf..." ucapku. Lirih.
"Tidak ada yang perlu maafkan. Ini semua karena Takdir. Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk bersama. Ini semua sudah takdir."
+++
Fin.
Gimana? nggak ngefeel sama sekali kan?
maaf kalo aneh dan nyesekin, gue kan specialis sadend.
ini ide dari kak @tikatika_rdn intinya ini cerpen duet.
cerpen ini bag. A di sudut pandang Agni, dan bag. B di sudut pandang Alvin.
kalo ada kritik dan saran mention aja ke @kaa_vin
regards,
Author
Tidak ada komentar:
Posting Komentar