Sabtu, 16 Maret 2013

Hujan part B

Entah apa yang mereka katakan tentangku,
Aku tak peduli dan takkan pernah peduli,
Hanya aku dan Tuhan yang tahu semua tentang diriku,
Semua cerita ini hanya milikku, hanya aku.

Aku memandang jauh ke luar jendela apartemenku. Hujan salju ini memang bukan hal baru bagiku sejak aku diterima sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini, yaitu Freie Universitat Berlin. Jerman. Aku beruntung masuk Fakultas Hukum di FUB. Dulu kota ini adalah kota impianku. Memanglah Jerman tak seindah  Paris atau Amsterdam. Tapi negeri ini mampu menyihirku dengan pengelolaan kota yang amat sangat mengesankan. Kota Leubeck, Kota Bunkhofen-Friedrichshafen,  Kota Koln, Kota Hamburg, Kota Dusseldorf, Kota Munchen, dan kota Frankfurt adalah contoh dari keindahan pengelolaan tata ruang kota di Jerman. Namun keindahan Jerman takkan mampu membuatku melupakan Indonesia, terutama karena Agni. Sedang apa dia sekarang? Apakah dia merindukanku? Ku lirik kalender yang ada di meja, aku tersenyum.

"Keine Sorge babe, 3 minggu lagi, I'll back for you. Just you"

+++

Salju nampaknya sangat senang menghiasi sepanjang jalan di Berlin. Aku menadahkan tanganku, menerima setiap butiran salju yang jatuh. Aku kembali tersenyum saat mengingat Agni yang begitu menyukai hujan. Entah apa yang membuat gadis itu amat sangat menyukai hujan dan memandangi rintikan air yang jatuh dari awan mendung yang menimbulkan bau yang khas.

"Ich wünschte, du wärst hier, Agni"

+++

Ku pandangi ponselku sebentar, aku tersenyum. Selang beberapa detik, ku ketik sebuah pesan singkat untuk Agni. Aku membayangkan dirinya yang akan tersipu malu saat membaca pesan dariku. Andai kamu disini, Ag. Pasti aku sangat bahagia. Senyumku sirna saat aku teringat sesuatu. Aku akan sangat bahagia bila kamu berada disini, namun aku akan lebih bahagia bila kamu tak disini, tak tahu apa yang terjadi padaku, entah itu kemarin, sekarang, ataupun esok.

"Ich hatte zu viel Angst, dich zu verletzen"
+++

 Ku rasakan ponselku bergetar. Sebuah pesan singkat masuk. Agni? Aku mengangkat alisku. Heran. Aku merasakan nada kekhawatiran dari pesannya. Apa yang terjadi disana? Dengan segera aku menelpon Agni. Aku cemas kepadanya.

"Ni, kamu baik-baik aja kan?"
"..."
"Iya babe. Kamu cemburu ya?"
"..."
"Yakin nih nggak cemburu? Cewek Jerman cantik-cantik loh, Ni"
"..."
"Judes banget sih, haha. kidding babe. Oh iya, aku bakal pulang ke Indo 2 minggu lagi, jemput aku di airport ya babe."
"..."
"Kenapa? kok kayaknya nggak seneng gitu, aku sedih loh nanti"
"..."
"Ich liebe dich, babe. Kamu nangis ya, babe?"
"..."
"Beneran?"
"..."
"Oh iya babe, aku harus masuk nih, ntar dosennya marah nih, soalnya aku musti presentasiin hasil skripsi aku. Tapi gapapa kan? Bye babe."
"..."

+++

Aku tersenyum puas melihat hasil pemeriksaan dari dokter. Semoga kamu kuat, Vin. Semoga kamu bisa menjadikan Agni sebagai Nyonya Sindhunata. Aku bergegas menuju apartemenku. Semoga semua berjalan dengan lancar Tuhan. 3 hari lagi aku akan pulang ke Indonesia dan akan meminta Ayah Agni untuk merestui kami sebagai sepasang suami istri. Dan semoga ayah Agni mau memaafkan kesalahan papa di masa lalu. Semoga...

+++

Indonesia. Aku sangat merindukan suasana ini. Hiruk-pikuk kota ini membuatku rindu. Aku mencari keberadaan Agni. Dimana dia? Apa dia lupa bahwa hari ini aku akan pulang? Kurasa tidak mungkin. Apakah sesuatu terjadi padanya? Aku bergegas mencari taksi dan menuju rumah Agni. Semoga Agni akan baik-baik saja.

Aku tercekat saat melihat janur kuning terpasang di depan rumah Agni. Apa mungkin Mbak Ify menikah? Kurasa tidak. Pernikahan mbak Ify diadakan 3 tahun yang lalu dengan mas Rio. Apa mungkin...

+++

Aku merasa hancur saat lelaki itu dengan lancar menyebutkan ijab qobul. Kenapa Agni tak pernah bilang kalau dia akan dijodohkan? Kenapa? Mbak Ify yang tahu keberadaanku langsung berdiri dan berjalan ke arahku. Olehnya, aku diajak mbak Ify ke luar pagar.

"Kamu kapan balik, Vin?" tanya mbak Ify yang aku tahu sebagai basa-basi.
"Baru aja, mbak" jawabku seadanya.
"Maaf. Agni sudah berusaha menolak perjodohan ini. Tapi kamu tahu kan ayah bagaimana? dan betapa bencinya Ayah kepadamu?"
"Aku tahu mbak, mungkin ini semua sudah takdir. Dan mungkin... aku tidak berjodoh dengan Agni." aku mencoba tersenyum. Munafik! Aku tersenyum saat semua ini begitu menyiksa. Agni, benarkah ini takdir kita? Adakah takdir untuk kita yang lebih baik dari ini? Aku merasa jantungku seakan tak berdetak. Mengapa Tuhan memberiku 'hadiah' seperti ini? Apa aku memang tak pantas untuk bahagia?
"Kamu sangat dewasa, Vin. Pantas saja Agni begitu senang bersamamu." aku tersenyum saat mendengar ucapan mbak Ify.

+++

 Ketika semuanya usai, ku lihat Agni termenung di bangku yang berada di halaman samping rumahnya. Ku langkahkan kakiku menghampirinya.

"Ni..." panggilku.
"Alv... Alvin..."
"Kamu cantik Ni, cantik banget."
"Maaf." ku ulurkan tanganku kepadanya.
"Selamat Ag, semoga kamu bakal bahagia dengannya. Ich liebe dich Lady Nuraga," ucapku pedih, aku merasa... Tuhan, jangan sekarang Tuhan. Aku mohon.
"Maaf." aku makin merasa sakit saat dia mengucapkan kata 'maaf'. aku tersenyum, senyum palsu yang pasti.
"Tidak ada yang perlu maafkan. Ini semua karena Takdir. Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk bersama. Ini semua sudah takdir." ucapku. Aku berbalik dan meninggalkan Agni. Semuanya makin sesak. Aku makin tak bisa mengontrol jantungku. Apa mungkin transplantasi jantungnya gagal? Keringat dingin membasahi tangan dan wajahku. Jangan disini, please... Aku takkan mungkin sanggup melihat Agni menangis karena aku. Maafkan aku Agni, aku telah menyimpan semua ini darimu. Aku tak sanggup melihatmu murung saat tahu apa yang terjadi sebenarnya kepadaku. Aku merasa kepalaku semakin berat dan...

 BRUK...

aku merasa tubuhku tak mampu lagi bertahan, pandanganku menghitam dan samar-samar aku mendengar teriakan seseorang yang aku yakini itu Agni.

"Alvin..."

+++
mini dictionary :
Keine Sorge babe : jangan khawatir sayang
Ich wünschte, du wärst hier : seandainya kamu disini, agni
Ich hatte zu viel Angst, dich zu verletzen = aku terlalu takut menyakitimu
Fin.
well, gue tahu ini nggak lebih panjang dari part A, ini efek dari data yang ilang, hehe.
sebenernya yang asli lebih sadis daripada ini. berhubung ini ngetik ulang kalo jelek, maklumin yaa :D
regards,



Author

Jumat, 15 Maret 2013

#IFCHigh5IfyBlink

hello guys, gue mau sedikit curhat nih, sumpah gue seneng pake banget :D
moment #IFCHigh5IfyBlink bener-bener membekas banget di hati gue :"

firstly, pas tanggal 14-03-2013, gue cuma niat buat ngeramein TeeL dengan hastag #IFCHigh5IfyBlink sama kayak kelakuan gue pas #ALVz3rdLetItFlow yaitu ngerusuh TeeL, haha. Dan pas teteh online dengan membawa pictnya yang super duper kece. Gue yang emang rada autis kalo udah ada teteh dan koko alv langsung ngebom teteh dengan tweet gue dengan hastag #IFCHigh5IfyBlink dan -maybe- Ify puyeng baca tweet" gue yang banyak dan ngebanjirin mentionnya dengan harapan satu : TETEH REPLY MENTION GUE. Lama" gue ngestalk TeeL Ify berharap kali aja gue dapet mention dari teteh, tapi nihil, sumpah kecewa berat :(

dan hari itu, pas banget, pas barengan dengan pidato pres soal harga bawang. Dan gue sebagai tipe orang grasak-grusuk sumpah gue ngenes dengan speechnya pak pres, wibawanya nggak ada blas, dan gue ngomel deh, pake nyebut kalimat andalan gue, "durasi pak, durasi! intinya mana?!" akhirnya gue kebablasan ngomel di tweet like as usual pas jiwa -calon- anak hukum dan politik gue keluar. Finally, TeeL gue bertemakan random deh-__- *Out of the topic*

malemnya pas seabis teteh upload pict ke-2, gue serbu teteh dengan pertanyaan nyeleneh gue dengan 2 hastag yaitu #IFCHigh5IfyBlink dan #askIfyBlink dan pertanyaan gue sama banget kayak #QuestionofLife nya om DedCob di acara HPT7 *nosebutmerk* mungkin teteh mumet kali yak, gue kesian sih, tapi gue juga pengen banget teteh ngerepp pertanyaan gue satu aja, satu aja. sampe teteh ngetweet bakal follow 5 orang IFC, gue awalnya makin hopeless, gila IFC sekarang udah 300rb orang wey, makanya gue nggak kepikiran buat minta folbacknya teteh, gue cuma pengen teteh repp mention gue, but, Tuhan ngabulin doa gue yang lain, yang gue sempet lupa awalnya. TETEH FOLBACK GUE *sengajacaps,biarasik* sumpah gue berasa dapet durian runtuh. Makasih teteh buat kadonya, ini bener" irreplaceable banget, nget, nget.

tweet gue buat teteh dengan hastag #askIfyBlink *2

tweet gue buat teteh dengan hastag #askIfyBlink *1

 
gue di follback teh Ify Blink :D








 itu dia capturean fav gue :D

ngomong-ngomong soal #IFCHigh5IfyBlink, kemaren gue punya 5 wishes buat teteh, ini dia capture-annya,

dan kemaren, #IFCHigh5IfyBlink masuk TTI dan TTWW loh, sebenernya bukan maksud pamer, cuman ini buat dokumentasi dan nggak maksud ngukur kekompakan IFC dengan hastag, toh kemaren hastagnya juga timbul tenggelam, hastag itu buat gue cuma sekedar have fun bareng IFC dan teteh di hari jadi IFC ke-5, ini dia captureannya,




dan gue... gue udah keabisan kata buat definisiin #IFCHigh5IfyBlink. Pokoknya 14-3-2013 itu SPECIAL banget buat gue :D
dan gue rasa cuap-cuap gue cukup dulu deh, udah keabisan kata soalnya :D
ini dia pict teteh yang keren banget





bye,
best regards,


Kartika (@kaa_vin).


Selasa, 12 Maret 2013

Hujan part A



Apa saat ini kamu juga menikmati hujan, seperti yang aku lakukan?
Apa kamu mengulurkan tanganmu di jendela, menengadahkannya, dan membiarkan air hujan membasahi tanganmu, seperti aku saat ini?
Apa kamu sudah bisa menghitung berapa banyaknya air hujan hari ini, seperti banyaknya rindu untukmu?
Apa kamu tahu, aku mencintaimu?

 +++

Rintik hujan membasahi bumi, menemaniku yang sepi. Ku tadahkan tangan untuk menerima rintikan hujan. Ya, aku sangat suka dengan hujan. Bagiku, hujan bukan hanya temanku tapi hujan juga membawa pedih yang selama ini menyergapku. Aku mencoba bertahan atas semua ini, atas semua yang 'membedakan' kita. Aku bertahan sama seperti kamu. Namun apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita bagaikan orang yang berjalan ke arah yang sama tetapi di jalan yang berbeda. Sangat dekat namun takkan bisa menyatu.

Pernahkah kamu mencoba menghitung banyaknya air yang turun dari langit yang orang-orang sebut itu hujan? Sebanyak itulah aku merindukanmu. Aku yakin bahwa kamu juga merindukanku. Tapi, apalagi yang bisa kita perbuat? Rindu saja tak cukup untuk membawa kita bersama. Kita tak mungkin begitu saja menerobos benteng yang tinggi yang saat ini memisahkan kita. Tidak akan pernah mungkin.

"Agni... Ag..." panggil seseorang dan memaksaku bangun dari semua lamunanku. Dialah Ify, kakak sekaligus sahabat buatku.
"Ya, kak." sahutku singkat.
"Dipanggil Ayah di ruang keluarga, cepetan." dengan tergesa-gesa kak Ify berjalan meninggalkan kamarku. Ada apa ini? Mendadak, feelingku terasa tidak enak.

+++

"APA? Agni nggak mau, Yah. Agni cuma cinta Alvin dan Alvin juga cinta Agni. Setelah Alvin pulang dari Jerman pasti Alvin bakal lamar Agni."
"Kamu tidak bisa menolak, nduk. Kamu nggak mungkin sama Alvin anak dari pengusaha brengsek itu. Ayah nggak mau punya besan brengsek kayak dia, kelakuan ayahnya yang brengsek bisa aja diwarisi oleh dia. Ayah nggak mau kamu disakitin Alvin."
"Tap, tapi Yah..."
"Nggak ada tapi-tapian, kamu dan Nak Cakka bakal menikah 2 minggu lagi."

"Ayah kenapa tega banget sama Agni? Kenapa Ayah nggak pernah ngertiin Agni? Agni cuma cinta Alvin, Yah." isakku. Aku meraih ponselku, ku kirim sebuah pesan kepada seseorang.

Alv, kamu lagi apa? Nggak lupa makan kan? Kamu kapan pulang? Miss you...

send.

Tak lama kemudian ku rasakan HPku bergetar. Kulihat Alvin menelponku. Akupun segera mengangkatnya.

"..."
"Iya. Kamu baik-baik yah disana, jangan jelalatan godain cewek bule."
"..."
"Dih, ngapain cemburu? Kalo kamu berani jelalatan tinggal lemparin ke sungai nil."
"..."
"Apa? Kamu bakal pulang 2 mingu lagi?"
"..."
"Gapapa. I love you, Alv. Love you so much." lelehan airmataku mulai terasa membasahi pipiku.
"..."
"Eng... enggak kok. Aku cuma kangen kamu aja."
"..."
"Iya bener kok,"
"..."
"Iya gapapa, kamu buruan masuk kelas yah, aku nggak mau skripsi kamu kacau gara-gara aku. Love you too"

klik.

Ku hirup nafasku kuat-kuat. Kurasa aku tak sanggup lagi untuk meneruskan semuanya. Aku mencintaimu, Alv. Dan aku yakin kamu juga mencintaiku. Tapi mengapa aku dan kamu sangat sulit untuk menjadi kita? Haruskah aku menyerah pada takdir atau...

+++

"Kamu keliatan tambah cantik Ag, mbak pengen deh di posisi kamu jadi ratu sehari." puji kak Ify. Entah aku harus senang atau sedih saat ini.
"Kalo gitu, mbak aja yah yang nikah sama Cakka." ucapku hambar.
"Ngawur kamu,ntar mas Rio mau dikemanain?"

"Maafin aku, Alv. Aku nggak bisa pertahanin cinta kita."

+++

 "Saya terima nikah dan kawinnya Agni Tri Nubuwati dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar dua juta tiga ratus empat puluh ribu dibayar tunai."
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah..."
"Alhamdulillah..."

+++

"Selamat Ag, semoga kamu bakal bahagia dengannya. Ich liebe dich Lady Nuraga," ucap Alvin sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum. Ragu-ragu aku menerima jabatan tangannya dengan berlinang air mata. Aku tak pernah tahu bahwa Alvin akan datang ke rumah.
"Maaf..." ucapku. Lirih.
"Tidak ada yang perlu maafkan. Ini semua karena Takdir. Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk bersama. Ini semua sudah takdir."

+++

Fin.
Gimana? nggak ngefeel sama sekali kan?
maaf kalo aneh dan nyesekin, gue kan specialis sadend.
ini ide dari kak @tikatika_rdn intinya ini cerpen duet.
cerpen ini bag. A di sudut pandang Agni, dan bag. B di sudut pandang Alvin.
kalo ada kritik dan saran mention aja ke @kaa_vin
regards,


Author

Minggu, 03 Maret 2013

Something About 'Putih Abu'

hello guys, ini gue lagi ngiseng bikin cerpen, sebenernya ini semacem 'sekuel'nya sinetron Putih-Abu-Abu2 tapi versi gue, dan berhubung ini versi gue, taudong siapa LFnya, yups, Ify Alyssa, anggep aja cerpen ini sebagai hadiah #IFCHigh5IfyBLINK :D
enjoy it yaa guys :D


"Ini bunga buat gue?"
"Kata siapa? Orang bunga ini buat... buat Ify kok"
"Ini Fy, buat elo"
"Cieee Ify, ciieee" 

Gadis manis berdagu tirus itu tersipu saat mengingat kembali apa yang terjadi di final girlband chalenge setahun silam, Ini pertama kalinya dia merasa seakan ratusan kupu-kupu terbang mengitari jantungnya. Dan ini pertama kalinya juga dia berani membuka hati untuk menerima kehadiran 'teman special' di hidupnya.

"Makasih yaa Nold, elo udah bikin gue nggak takut lagi sama yang namanya falling in love," ucap gadis itu sambil mengecup bunga pemberian Arnold yang ia taruh di sebuah vas.



+++

"Sorry Fy, kalo misalnya gue nyakitin elo. Demi Tuhan, gue nggak ada niat buat PHP-in elo, tapi... keadaan yang memaksa gue berbuat ini, Maafin gue Fy, maaf banget..." racau seorang lelaki tampan. Kejadian setahun yang lalu  terus membayanginya.

"Jujur, gue mulai seneng deket sama elo, gue juga ngerasa ada yang hilang tiap elo jauh dari gue. Gue suka cara elo tersenyum, tapi gue... gue masih bimbang apakah gue itu cinta ke elo atau cinta ke Nina. Nina yang ngerubah gue jadi Arnold yang lebih baik, tapi elo... elo yang ngajarin gue arti kejujuran. Maafin gue karena gue udah nggak jujur sama elo selama ini, Maafin gue Fy..."

+++

Aku tak tahu apa yang terjadi
senyummu padanya
canda yang kau beri padanya
dan bunga yang kau beri padanya
menorehkan sebuah goresan dijantung ini
tepat dijantung
dan seolah akan merenggut nafasku detik ini juga
mungkinkah aku jatuh cinta padamu?

Ditutupnya notes itu, tatapan matanya sendu. Tak tahu harus bagaimana, semua yang dia rasakan begitu membingungkan. Kejadian itu dan semua peristiwa setelahnya membuatnya sakit dan harus bersembunyi di balik sebuah  senyum palsu.

"Kamu nggak boleh seperti ini Nina, di luar kamu bilang nggak akan pernah suka sama Arnold. Tapi... saat orang lain tidak ada bersamamu kamu sedih mengingat kedekatan Ify dan Arnold. Inget Nina, Ify sahabat kamu dan kamu... masih memikirkan Kelvin. Lupakan Arnold, Nina... Lupakan Arnold..."



+++

STOP!!
Penulis lagi pengen secret-secretan,
lanjutannya maybe pas #IFCHigh5IfyBlink 's day
kalo mau protes ke twitter gue aja @kaa_vin
regards,



Writer