Aku tak peduli dan takkan pernah peduli,
Hanya aku dan Tuhan yang tahu semua tentang diriku,
Semua cerita ini hanya milikku, hanya aku.
Aku memandang jauh ke luar jendela apartemenku. Hujan salju ini memang bukan hal baru bagiku sejak aku diterima sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini, yaitu Freie Universitat Berlin. Jerman. Aku beruntung masuk Fakultas Hukum di FUB. Dulu kota ini adalah kota impianku. Memanglah Jerman tak seindah Paris atau Amsterdam. Tapi negeri ini mampu menyihirku dengan pengelolaan kota yang amat sangat mengesankan. Kota Leubeck, Kota Bunkhofen-Friedrichshafen, Kota Koln, Kota Hamburg, Kota Dusseldorf, Kota Munchen, dan kota Frankfurt adalah contoh dari keindahan pengelolaan tata ruang kota di Jerman. Namun keindahan Jerman takkan mampu membuatku melupakan Indonesia, terutama karena Agni. Sedang apa dia sekarang? Apakah dia merindukanku? Ku lirik kalender yang ada di meja, aku tersenyum.
"Keine Sorge babe, 3 minggu lagi, I'll back for you. Just you"
+++
Salju nampaknya sangat senang menghiasi sepanjang jalan di Berlin. Aku menadahkan tanganku, menerima setiap butiran salju yang jatuh. Aku kembali tersenyum saat mengingat Agni yang begitu menyukai hujan. Entah apa yang membuat gadis itu amat sangat menyukai hujan dan memandangi rintikan air yang jatuh dari awan mendung yang menimbulkan bau yang khas.
"Ich wünschte, du wärst hier, Agni"
+++
Ku pandangi ponselku sebentar, aku tersenyum. Selang beberapa detik, ku ketik sebuah pesan singkat untuk Agni. Aku membayangkan dirinya yang akan tersipu malu saat membaca pesan dariku. Andai kamu disini, Ag. Pasti aku sangat bahagia. Senyumku sirna saat aku teringat sesuatu. Aku akan sangat bahagia bila kamu berada disini, namun aku akan lebih bahagia bila kamu tak disini, tak tahu apa yang terjadi padaku, entah itu kemarin, sekarang, ataupun esok.
"Ich hatte zu viel Angst, dich zu verletzen"
+++
Ku rasakan ponselku bergetar. Sebuah pesan singkat masuk. Agni? Aku mengangkat alisku. Heran. Aku merasakan nada kekhawatiran dari pesannya. Apa yang terjadi disana? Dengan segera aku menelpon Agni. Aku cemas kepadanya.
"Ni, kamu baik-baik aja kan?"
"..."
"Iya babe. Kamu cemburu ya?"
"..."
"Yakin nih nggak cemburu? Cewek Jerman cantik-cantik loh, Ni"
"..."
"Judes banget sih, haha. kidding babe. Oh iya, aku bakal pulang ke Indo 2 minggu lagi, jemput aku di airport ya babe."
"..."
"Kenapa? kok kayaknya nggak seneng gitu, aku sedih loh nanti"
"..."
"Ich liebe dich, babe. Kamu nangis ya, babe?"
"..."
"Beneran?"
"..."
"Oh iya babe, aku harus masuk nih, ntar dosennya marah nih, soalnya aku musti presentasiin hasil skripsi aku. Tapi gapapa kan? Bye babe."
"..."
+++
Aku tersenyum puas melihat hasil pemeriksaan dari dokter. Semoga kamu kuat, Vin. Semoga kamu bisa menjadikan Agni sebagai Nyonya Sindhunata. Aku bergegas menuju apartemenku. Semoga semua berjalan dengan lancar Tuhan. 3 hari lagi aku akan pulang ke Indonesia dan akan meminta Ayah Agni untuk merestui kami sebagai sepasang suami istri. Dan semoga ayah Agni mau memaafkan kesalahan papa di masa lalu. Semoga...
+++
Indonesia. Aku sangat merindukan suasana ini. Hiruk-pikuk kota ini membuatku rindu. Aku mencari keberadaan Agni. Dimana dia? Apa dia lupa bahwa hari ini aku akan pulang? Kurasa tidak mungkin. Apakah sesuatu terjadi padanya? Aku bergegas mencari taksi dan menuju rumah Agni. Semoga Agni akan baik-baik saja.
Aku tercekat saat melihat janur kuning terpasang di depan rumah Agni. Apa mungkin Mbak Ify menikah? Kurasa tidak. Pernikahan mbak Ify diadakan 3 tahun yang lalu dengan mas Rio. Apa mungkin...
+++
Aku merasa hancur saat lelaki itu dengan lancar menyebutkan ijab qobul. Kenapa Agni tak pernah bilang kalau dia akan dijodohkan? Kenapa? Mbak Ify yang tahu keberadaanku langsung berdiri dan berjalan ke arahku. Olehnya, aku diajak mbak Ify ke luar pagar.
"Kamu kapan balik, Vin?" tanya mbak Ify yang aku tahu sebagai basa-basi.
"Baru aja, mbak" jawabku seadanya.
"Maaf. Agni sudah berusaha menolak perjodohan ini. Tapi kamu tahu kan ayah bagaimana? dan betapa bencinya Ayah kepadamu?"
"Aku tahu mbak, mungkin ini semua sudah takdir. Dan mungkin... aku tidak berjodoh dengan Agni." aku mencoba tersenyum. Munafik! Aku tersenyum saat semua ini begitu menyiksa. Agni, benarkah ini takdir kita? Adakah takdir untuk kita yang lebih baik dari ini? Aku merasa jantungku seakan tak berdetak. Mengapa Tuhan memberiku 'hadiah' seperti ini? Apa aku memang tak pantas untuk bahagia?
"Kamu sangat dewasa, Vin. Pantas saja Agni begitu senang bersamamu." aku tersenyum saat mendengar ucapan mbak Ify.
+++
Ketika semuanya usai, ku lihat Agni termenung di bangku yang berada di halaman samping rumahnya. Ku langkahkan kakiku menghampirinya.
"Ni..." panggilku.
"Alv... Alvin..."
"Kamu cantik Ni, cantik banget."
"Maaf." ku ulurkan tanganku kepadanya.
"Selamat Ag, semoga kamu bakal bahagia dengannya. Ich liebe dich Lady Nuraga," ucapku pedih, aku merasa... Tuhan, jangan sekarang Tuhan. Aku mohon.
"Maaf." aku makin merasa sakit saat dia mengucapkan kata 'maaf'. aku tersenyum, senyum palsu yang pasti.
"Tidak ada yang perlu maafkan. Ini semua karena Takdir. Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk bersama. Ini semua sudah takdir." ucapku. Aku berbalik dan meninggalkan Agni. Semuanya makin sesak. Aku makin tak bisa mengontrol jantungku. Apa mungkin transplantasi jantungnya gagal? Keringat dingin membasahi tangan dan wajahku. Jangan disini, please... Aku takkan mungkin sanggup melihat Agni menangis karena aku. Maafkan aku Agni, aku telah menyimpan semua ini darimu. Aku tak sanggup melihatmu murung saat tahu apa yang terjadi sebenarnya kepadaku. Aku merasa kepalaku semakin berat dan...
BRUK...
aku merasa tubuhku tak mampu lagi bertahan, pandanganku menghitam dan samar-samar aku mendengar teriakan seseorang yang aku yakini itu Agni.
"Alvin..."
+++
mini dictionary :Keine Sorge babe : jangan khawatir sayang
Ich wünschte, du wärst hier : seandainya kamu disini, agni
Ich hatte zu viel Angst, dich zu verletzen = aku terlalu takut menyakitimu
Fin.
well, gue tahu ini nggak lebih panjang dari part A, ini efek dari data yang ilang, hehe.
sebenernya yang asli lebih sadis daripada ini. berhubung ini ngetik ulang kalo jelek, maklumin yaa :D
regards,
Author











